Minggu, 30 Juli 2017

Konservasi Arsitektur Museum Fatahillah

HASIL SURVEY
(MUSEUM FATAHILLAH)
1.      IDENTITAS
Gambar 1.1 Lokas Museum Fatahillah
Sumber : Google Maps
1.1   Nama                              : Museum Fatahillah
1.2   Nama Dahulu              : Museum Oud Batavia
1.3   Alamat                           : Jalan Taman Fatahillah No.1
            Kelurahan          : Pinagsia
            Kecamatan       : Tamansari
            Kota                     : Jakarta Barat
            Provinsi              : DKI Jakarta
1.4   Koordinat/UMT          : 6°08'06.8"S 106°48'47.8"E
1.5   Batas-Batas                  :
            Utara                   : Kantor Pos Jakarta Barat Taman Fatahillah
            Timur                  : Kantor Pajak Pratama Jakarta Penjaringan
            Selatan               : Bank DKI
            Barat                   : Bangi Kopi Kota Tua
1.6   Status Kepemilikan  : Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
1.7   Pengelola                     : Dinas Kebudayaan dan Permuseuman DKI Jakarta
1.8   Fungsi sekarang          : Museum


2.      DESKRIPSI
2.1   Uraian Fisik Objek :
§  Gaya / Langgam
Arsitektur bangunannya bergaya abad ke-17 bergaya neoklasik dengan tiga lantai dengan cat kuning tanah, kusen pintu dan jendela dari kayu jati berwarna hijau tua. Bagian atap utama memiliki penunjuk arah mata angin.
Museum ini memiliki luas lebih dari 1.300 meter persegi. Pekarangan dengan susunan konblok, dan sebuah kolam dihiasi beberapa pohon tua.
§  Tapak / Blockplan
Gambar 2.1 Tapak Museum Fatahillah
Sumber : docplayer.info
Bangunan museum fatahillah merupakan bangunan bermasa tunggal dengan 1 bangunan utama yang berbentuk C, dengan taman besar yang menjadi pintu masuk dan keluar museum dan taman belakang yang asri.
§  Wujud / Bentuk Bangunan
Secara sepintas, Arsitektur museum ini bergaya abad ke-17 bergaya Neo-Klasik dengan cat kuning tanah, kusen pintu dan jendela dari kayu jati berwarna hijau tua, selain itu bagian atap memiliki penunjuk arah mata angin yang mempertegas sisi solid dari bangunan ini.
Gambar 2.2 Tampak depan Museum Fatahillah
Sumber : docplayer.info
§  Uraian Interior
·         Lantai
Gambar 2.3 Interior Museum Fatahillah
Sumber : Google Image
Seluruh lantai bangunan gedung Museum Fatahillah menggunakan lantai kayu. Lantai seperti ini terdapat pada ruang-ruang (kamar-kamar) bangunan sisi luar. Lantai ubin secara umum masih baik, namun masih terdapat lantai ubin hilang, rusak, lepas dan rusak akibat vandalisme. Selain itu dijumpai kerusakan mekanis seperti retak dan pecah.



·         Dinding dan Kolom
Kolom yang ditampilkan dalam bangunan ini sangat kokoh dengan tiang-tiang tinggi yang berada disamping sepanjang bangunan tersebut dengan warna hitam serta cat dinding dengan warna putih.
Slide6
Gambar 2.4 Kolom Museum Fatahillah
Sumber : google image
·         Jendela
Slide7
Gambar 2.5 Jendela Museum Fatahillah
Sumber : google image
Bahan yang digunakan untuk jendela adalah kayu jati dengan warna hijau dengan kualitas baik. Kerusakan terparah adalah daun daun jendela banyak yang rapuh akibat kondisi alam dan. Selain itu engsel-engsel dalam kondisi tidak baik.
·         Plafond
Plafon Lantai 1 merupakan bagian dari lantai 2 dan plafond ini menggunakan bahan kayu. Pada plafond ini mengalami kerusakan cukup parah yaitu banyak terdapat kayu yang rapuh akibat dimakan binatang rayap.
Slide8
Gambar 2.5 Jendela Museum Fatahillah
Sumber : google image
·         Atap
Gambar 2.5 atap Museum fatahillah
Sumber : google image

Atap bangunan museum fatahillah ini menggunakan bahan genting dengan kualitas yang sangat baik. Bagian atap yang mengalami sedikit kerusakan hanya pada talang air yang terbuat dari pipa paralon menuju pembuangan kebawah.

2.2   Ukuran (ukuran tapak dan bangunan)
Gambar 2.5 atap Museum fatahillah
Sumber : google image

2.3   Kondisi saat ini
1)      Kondisi (saat ini)
Museum fatahillah saat ini adalah salah satu museum dengan intensitas pengunjung yang meningkat dikarenakan renovasi yang berhasil menarik masyarakat untuk datang untuk melihat museum sampai hanya untuk duduk dan bersantai, keterlibatan pemerintah dalam pemeliharaan dan pemerhati objek-objek wisata di Jakarta sangat di perlukan  untuk melestarikan penginggalan-peninggalan yang tersisa.
2)      Kondisi Keterawatan secara umum
Perawatan fisik bangunan fatahilah sangat baik karena pemerintah telah melakukan beberapa perbaikan pada bagian bagian bangunan tanpa mengubah bentuk dari bangunan untuk menjaga bentuk asli dari bangunan dan memperpanjang umur dari bangunan museum fatahillah.
3)      Kondisi Keterancaman

Kondisi saat ini menunjukan intensitas museum di Jakarta masih tinggi dengan minat yang terus meninggkat menjadikan museum sebagai tempat kesenian dan sejarah yang di jadikan aspek pariwisata di Jakarta yang cukup di minati masyarakat.

Selasa, 17 Januari 2017

KRITIK ARSITEKTUR TERUKUR

Definisi
Sekumpulan dugaan yang mampu mendefinisikan bangunan dengan baik secara kuantitatif. Metode kritik dengan melihat ukuran dan besaran ruang yang digunakan dalam sebuah bangunan dengan acuan standarisasi dengan bangunan lainnya. dan juga dapat mengacu pada standarisasi yang telat ditetapkan dalam Data Arsitektur (Neufert Architect’s Data) dan Time Saver.
Metode
Hakikat metode kritik terukur, kritik pengukuran menyatakan satu penggunaan bilangan atau angka hasil berbagai macam observasi sebagai cara menganalisa bangunan melalui hukum-hukum matematika tertentu. Norma pengukuran digunakan untuk memberi arah yang lebih kuantitatif. Hal ini sebagai bentuk analogi dari ilmu pengetahuan alam. Pengolahan melalui statistik atau teknik lain akan mengungkapkan informasi baru tentang objek yang terukur dan wawasan tertentu dalam studi. Bilangan atau standar pengukuran secara khusus memberi norma bagaimana bangunan diperkirakan pelaksanaannya.
Standardisasi pengukuran dalam desain bangunan dapat berupa : Ukuran batas minimum atau maksimum, Ukuran batas rata-rata (avarage), Kondisi-kondisi yang dikehendaki contoh : Bagaimana Pemerintah daerah melalui Peraturan Tata Bangunan menjelaskan beberapa standar normatif : Batas maksimal ketinggian bangunan, sempadan bangunan, Luas terbangun, ketinggian pagar yang diijinkan.
Ada kalanya standar dalam pengukuran tidak digunakan secara eksplisit sebagai metoda kritik karena masih belum cukup memenuhi syarat kritik sebagai sebuah norma contoh : Bagaimana Huxtable menjelaskan tentang kesuksesan perkawinan antara seni di dalam arsitektur dengan bisnis investasi konstruksi yang diukur melalui standardisasi harga-harga.
Norma atau standar yang digunakan dalam Kritik pengukuran yang bergantung pada ukuran minimum/maksimum, kondisi yang dikehendaki selalu merefleksikan berbagai tujuan dari bangunan itu sendiri.
Tujuan dari bangunan biasanya diuraikan dalam tiga ragam petunjuk sebagai beikut: Tujuan Teknis (Technical Goals) Tujuan Fungsi (Functional Goals) Tujuan Perilaku (Behavioural Goals).
Tujuan Teknis Metode Kritik Terukur
Kesuksesan bangunan dipandang dari segi standarisasi ukurannya secara teknis contoh : Sekolah, dievaluasi dari segi pemilihan dinding interiornya. Pertimbangan yang perlu dilakukan adalah :
1. Stabilitas Struktur
• Daya tahan terhadap beban struktur
• Daya tahan terhadap benturan
• Daya dukung terhadap beban yang melekat terhadap bahan
• Ketepatan instalasi elemen-elemen yang di luar sistem
2. Ketahanan Permukaan Secara Fisik
• Ketahanan permukaan
• Daya tahan terhadap gores dan coretan
• Daya serap dan penyempurnaan air
3. Kepuasan Penampilan dan Pemeliharaan
• Kebersihan dan ketahanan terhadap noda
• Timbunan debu
Kelebihan Kritik Terukur
Metodenya terukur secara kuantitatif. Memiliki Pertimbangan yang diperlukan dalam tujuan fungsi metode kritik terukur.
Kekurangan Kritik Terukur
Kegiatan pendapat atau tanggapan terhadap sesuatu hal yang disertai dengan uraian dan pertimbangan baik buruknya hal tersebut, tetapi mengkritik biasanya lebih cenderung dikaitkan dengan hal-hal yang dinilai kurang baik atau buruk.
CHINA CENTRAL TELEVISION HEADQUARTERS

Struktur bangunan CCTV menyajikan suatu tantangan tersendiri bagi kontraktor Arup dalam merekayasa bentukan Struktur bangunan. Hal ini dikarenakan mereka harus merancang sebuah rencana struktural untuk membangun dua buah menara dengan sudut kemiringan sekitar 6° dari arah tegak, sehingga setiap menara bangunan membungkuk dan bersandar pada menara yang lain pada bagian atasnya membentuk sudut 90°. Pada bagian bawah menara dihubungkan lagi oleh masa bangunan yang membentuk loop kontinyu. Bangunan ini dibangun dalam dua bagian menara yang kemudian bergabung untuk melengkapi loop yang saling berhubungan.
Menara dibangun di sudut-sudut diagonal dengan jarak 160m × 160m dan dihubungkan oleh sebuah podium sembilan lantai berbentuk L dengan tiga lantai bawah tanah (basement). Unsur-unsur tersebut kemudian bergabungkan kembali di bagian atas pada ketinggian 51 lantai oleh sebuah jembatan berbentuk L sama halya seperti podium yang bawah. Ukuran box menara yanr pertama adalah 40m × 60m dan box yang kedua adalah 52m × 42m. Yang diperkuat oleh inti beton tipis di dalam gedung yang mendukung lantai internal.
Dimensi Bangunan
Bangunan CCTV memiliki luas lantai sekitar 465.000 m² , luasan ini dialokasikan untuk beberapa fungsi ruang diantaranya adalah :
-          Area Administrasi akan dialokasikan 75.000 m²,
-          kantor program 65.000 m²,
-          berita produksi 70.000 m²,
-          penyiaran 40.000 m²,
-          program produksi 120.000 m²,
-          fasilitas staf 30.000 m² dan
-          parkir 65.000 m². 
Menara ini memiliki tinggi  234m dan terdiri dari 54 lantai serta memiliki lantai basement yang terdiri dari 4 lantai dengan ketinggian 18m. Bagian menjorok terbuka padea bagian atas terdiri dari sembilan lantai di satu ujung dan 13 lantai di ujung lainnya, dengan ketinggianlantai bawahnya sekitar 162m di atas tanah. Bagian dasar dari 'loop' memiliki tinggi 45m yang terdiri dari sembilan lantai dengan tapak bangunan 160m kali 160m. Sedangkan bangunan Bangunan TVCC memiliki total luas lantai 95.000 m², dengan alokasi sebagai berikut :
-          hotel mewah Mandarin Oriental menduduki 52.000 m²-
-          fasilitas umum 23.000 m² termasuk kursi 1.500-teater dan
-          fasilitas parkir 20.000 m²
Menara ini memiliki tinggi 210m dan terdiri dari 44 lantai.

·         Tantangan Struktur

Ekspresi arsitektural suatu bangunan tinggi pada dasarnya dapat dibedakan antara  pendekatan monolitik atau  pendekatan dialektik.  Pada pendekatan dialektik, aspek teknologi terpisah secara tegas dengan makna arsitektur yang akan disampaikan pada publik dimana makna tersebut akan muncul secara gradual. Pendekatan monolitik menegaskan aspek teknologi yang terintegrasi dengan makna arsitektur dalam suatu kesatuan organik yang utuh. Dalam konteks bangunan tinggi khususnya pada gedung CCTV Headquarter aspek teknologi struktur merupakan  “form-giver”  pada ekspresi makna arsitektur melalui penampilan bentuknya. Pengembangan pendekatan monolitik dalam konteks arsitektur dan struktur bangunan tinggi melahirkan langgam  “structural art” yang mendominasi  gedung tersebut.
Struktural art (seni struktur) merupakan suatu cara dimana seorang perancang menonjolkan salah satu fungsi yang terdapat pada suatu bangunan sehingga menjadi sesuatu yang dominan dan sedikit radikal. Namun hal itu menjadikan bangunan tersebut memiliki nilai atau citra yang berbeda dalam pandangan arsitektur maupun pandangan yang lainya.
Arup  adalah kontraktor teknik sipil untuk proyek markas CCTV. Perusahaan ini bertanggung jawab untuk rekayasa struktural dan mekanik struktur. Menyediakan jasa konsultasi keamanan, analisis risiko dan rancangan sistem keamanan gedung tersebut.

Dilihat dari gambar di atas, fungsi sistem struktur pada bangunan CCTV sangat terlihat dan ditonjolkan sebagi value pada tampilan fasadnya. Seluruh masa dangunan seolah olah diselimuti oleh rangka-rangka diagonal yang menjadi struktur utama. Rangka-rangka tersebut saling berhubungan satu sama lain untuk menyalurkan gaya dari bangunan tersebut. Jika dilihat dengan seksama sistem rangka diagonalnya sangat tidak beraturan dan terlihat abstrak, hal ini dikarenakan masa bangunan yang tidak simetris dengan bentuk yang tidak sama serta faktor kemiringan.
Geometri struktur baja yang tidak teratur pada fasad memberi stabilitas untuk mengatasi kondisi beban yang berbeda. Selain itu dengan bentukan rangka diagonal memberikan kekuatan yang lebih tinggi dan lebih mengurangi beban sendiri karena tidak ada unsur yang melintang pada rangka tabung tersebut. Diagonal-diagonal tersebut meneruskan gaya gaya lateral langsung dalam aksi aksial. Sistem ini tidak hanya memikul sebagian besar beban angin, tetapi juga berlaku sebagai kolom miring yang memikul beban gravitasi. Fungsi ganda dari sistem diagonal menjadikan sistem ini lebih efisien untuk bangunan tinggi (sampai ketinggian 100 lantai). Selain itu suatu ciri penting dari sisitem ini adalah kemampuannyauntuk menyebarkan beban terpusat sehingga merata ke seluruh struktur tabung tersebut.


·         Superstructure

Awalnya, tim menetapkan bahwa satu-satunya cara memberikan bentuk arsitektur yang diinginkan dari CCTV bangunan adalah untuk melibatkan seluruh fungsi struktur fasad dengan inti sebuah tabung yang saling menyambung terus menerus pada eksternal sistem.

Mengingat sifat dari Menara miring tidak mungkin untuk meneruskan garis kolom vertikal dari atas ke bawah, maka sistem struktur ditraansfer ke struktur diagonal pada bagian selimut bangunan pada setiap tingkatan lantai dengan diperhitungkan terhadap kemiringan bangunan. Selain itu pelat lantai dari overhang pada bagian atas juga didukung dengan kolom vertikal yang ditransfer ketabung struktur eksternal untuk kemudian ditransfer kembali ke bagian struktur yang saling berkaitan dibawahnya.

Pola sistem penyebaran gaya pada bagian tengah dari tinggi bangunan lebih menitik beratkan pada struktur tabung rangka diagonal namun pada bagian tengah ke bawah penyaluran beban di bantu oleh inti internal (core) dan kolom. 

·         Substructure
Menara utama berdiri pada atas pondasi rakit bertiang. Tumpukan biasanya berdiameter 1.2m. dan memiliki panjang sekitar 52m . Mengingat besarnya dan distribusi dari gaya yang akan disalurkan ke tanah, pondasi rakit dibuat hingga memiliki ketebalan sekitar 7,5 m dan disebar meluas diluar tapak dari tower yang bertindak sebagai kaki-kaki agar dapat mendistribusikan beban ke dalam tanah dengan lebih baik. 
Sistem pondasi diatur sedemikian rupa sehingga pusat pundasi rakit dekat dengan pusat beban dibagian bawah setiap tower, dan sebisa mungkin menghilangkan momen yang akan timbul dari bentukan bangunan yang direncanakan.


Nama : Muhamad Zehan Ceisar Ichsan
NPM/Kelas : 25313797/4TB04

Rabu, 11 November 2015

KONSULTAN DAN PERENCANA

TUGAS HUKUM PRANATA
  • APA TUGAS KONSULTAN ATAU PERENCANA ?
  • APA TUGAS KONTRAKTOR ATAU PELAKSANA ?
  • APABILA KONSULTAN DAN KONTRAKTOR DIBERI TUGAS OLEH OWNER, LANGKAH APA YANG PALING UTAMA YANG HARUS DILALUI ?



TUGAS KONSULTAN ATAU PERENCANA

            Konsultan adalah suatu badan yang memiliki kemampuan dalam berbagai disiplin ilmu dalam bidangnya masing-masing yang bertindak baik sebagai penasehat dan atau perencana (dalam hal ini bidang struktur dan konstruksi). yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan pemilik sekaligus dapat bertindak sebagai pengawas dalam pelaksanaanya.

Konsultan pengawas adalah pihak yang ditunjuk oleh pemilik proyek ( owner ) untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan. Konsultan pengawas dapat berupa badan usaha atau perorangan. perlu sumber daya manusia yang ahli dibidangnya masing-masing seperti teknik sipil, arsitektur, mekanikal elektrikal, listrik dan lain-lain sehingga sebuah bangunan dapat dibangun dengan baik dalam waktu cepat dan efisien.

Konsultan pengawas dalam suatu proyek mempunyai tugas sebagai berikut:

1.   Menyelenggarakan administrasi umum mengenai pelaksanaan kontrak kerja.

2.   Melaksanakan pengawasan secara rutin dalam perjalanan pelaksanaan proyek.

3.   Menerbitkan laporan prestasi pekerjaan proyek untuk dapat dilihat oleh pemilik proyek.

4.   Konsultan pengawas memberikan saran atau pertimbangan kepada pemilik proyek maupun kontraktor dalam proyek pelaksanaan pekerjaan.

5.   Mengoreksi dan menyetujui gambar shop drawing yang diajukan kontraktor sebagai pedoman pelaksanaan pembangunan proyek.

6.   Memilih dan memberikan persetujuan mengenai tipe dan merek yang diusulkan oleh kontraktor agar sesuai dengan harapan pemilik proyek namun tetap berpedoman dengan kontrak kerja konstruksi yang sudah dibuat sebelumnya.

Konsultan pengawas juga memiliki wewenang sebagai berikut:

1.   Memperingatkan atau menegur pihak peleksana pekerjaan jika terjadi penyimpangan terhadap kontrak kerja.

2.   Menghentikan pelaksanaan pekerjaan jika pelaksana proyek tidak tidak memperhatikan peringatan yang diberikan.

3.   Memberikan tanggapan atas usul pihak pelaksana proyek.

4.   Konsultan pengawas berhak memeriksa gambar shopdrawing pelaksana proyek.

5.   Melakukan perubahan dengan menerbitkan berita acara perubahan ( site Instruction)

6.   Mengoreksi pekerjaan yang dilaksanakan oleh kontraktor agar sesuai dengan kontrak kerja yang telah disepakati sebelumnya.

Konsultan pengawas biasa diadakan pada proyek bangunan dengan skala besar seperti gedung bertingkat tinggi, bagian ini bisa merangkap dalam hal management konstruksi atau MK namun perbedaanya adalah MK mengelola jalanya proyek dari mulai perencanaan,pelaksanaan sampai berakhirnya proyek sedangkan konsultan pengawas hanya bertugas mengawasi jalanya pelaksanaan proyek saja. dalam kondisi nyata dilapangan diperlukan kerjasama yang baik antara konsultan pengawas dengan kontraktor agar bisa saling melengkapi dalam pelaksanaan pembangunan sehingga tidak ada pihak yang dirugikan misalnya kontraktor dibatasi oleh waktu dalam melaksanakan pekerjaan jadi akan sangat terpengaruh dari proses aproval material atau shop drawing dari konsultan pengawas



TUGAS KONTRAKTOR ATAU PELAKSANA

            Kontraktor adalah seseorang atau badan pemerintahan atau swasta yang melaksanakan suatu pekerjaan, yang memiliki kemampuan sesuai bidangnya dan terikat dalam suatu perjanjian kontrak dengan pemilik pekerjaan.3.4. Pelaksanaan Mobilisasi Proyek.

Kontraktor Pelaksana adalah badan hukum atau perorangan yang ditunjuk untuk melaksanakan pekerjaan proyek sesuai dengan keahliannya.  Atau dalam definisi lain menyebutkan bahwa pihak yang penawarannya telah diterima dan telah diberi surat penunjukan serta telah menandatangani surat perjanjian pemborongan kerja dengan pemberi tugas sehubungan dengan pekerjaan proyek. Pada Proyek ‘tempat penulis kerja praktek’ ini, pemilik proyek (owner) memberikan kepercayaan secara langsung kepada kontraktor pelaksana untuk melaksanakan pekerjaan konstruksi. Peraturan dan persetujuan tentang hak dan kewajiban masing-masing pihak diatur dalam dokumen kontrak.

Kontraktor bertanggung jawab secara langsung pada pemilik proyek (owner) dan dalam melaksanakan pekerjaannya diawasi oleh tim pengawas dari owner serta dapat berkonsultasi secara langsung dengan tim pengawas terhadap masalah yang terjadi dalam pelaksanaan. Perubahan desain harus segera dikonsultasikan sebelum pekerjaan dilaksanakan.

Kontraktor sebagai pelaksana proyek tentunya mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam menjalankan fungsinya, antara lain adalah sebagai berikut.

1.   Melaksanakan pekerjaan konstruksi sesuai dengan peraturan dan spesifikasi yang telah direncanakan dan ditetapkan didalam kontrak perjanjian pemborongan.

2.   Memberikan laporan kemajuan proyek (progress) yang meliputi laporan harian, mingguan, serta bulanan kepada pemilik proyek yang memuat antara lain:

·         Pelaksanaan pekerjaan.

·         Prestasi kerja yang dicapai.

·         Jumlah tenaga kerja yang digunakan.

·         Jumlah bahan yang masuk.

·         Keadaan cuaca dan lain-lain.



3.  Menyediakan tenaga kerja, bahan material, tempat kerja, peralatan, dan  alat pendukung lain yang digunakan  mengacu dari spesifikasi dan gambar yang telah ditentukan dengan memperhatikan waktu, biaya, kualitas dan keamanan pekerjaan.

4.  Bertanggungjawab sepenuhnya atas kegiatan konstruksi dan metode pelaksanaan pekerjaan di lapangan.

5.  Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan jadual (time schedule) yang telah disepakati.

6.  Melindungi semua perlengkapan, bahan, dan pekerjaan terhadap kehilangan dan kerusakan sampai pada penyerahan pekerjaan.

7.  Memelihara dan memperbaiki dengan biaya sendiri terhadap kerusakan jalan yang diakibatkan oleh kendaraan proyek yang mengangkut peralatan dan material ke tempat pekerjaan.

8.  Kontraktor mempunyai hak untuk meminta kepada pemilik proyek sehubungan dengan pengunduran waktu penyelesaian pembangunan dengan memberikan alasan yang logis dan sesuai dengan kenyataan di lapangan yang memerlukan tambahan waktu.

9.  Mengganti semua ganti rugi yang diakibatkan oleh kecelakaan sewaktu pelaksanaan pekerjaan, serta wajib menyediakan perlengkapan pertolongan pertama pada kecelakaan





APABILA KONSULTAN DAN KONTRAKTOR DIBERI TUGAS OLEH OWNER, LANGKAH APA YANG PALING UTAMA YANG HARUS DILALUI ?


Manajemen Konstruksi dalam Profesional Konstruksi Manajemen (PCM), merupakan suatu metoda efektif yang dapat memenuhi kebutuhan pelaksanaan proyek konstruksi pemilik proyek. Metode ini menyatukan perencanaan, desain dan tahap konstruksi sebagai pekerjaan yang terpadu. Dan pekerjaan ini dilakukan oleh tim Manajemen Proyek.

Tim Manajemen Proyek termasuk didalamnya, Pemilik Proyek, Manajemen Konstruksi (MK), Perencana/arsitek/engineer dan pelaksana/kontraktor termasuk Kontraktor utama maupun kontraktor pendukung, bersama – sama terlibat dalam pembangunan proyek. Dan jika perlu Investor – investor yang termasuk mendanai proyek ikut terlibat sebagai anggota ke dalam Manajemen Proyek. Tim Manajemen Proyek ini bersama – sama merumuskan pra perencanaan proyek sampai final proyek. Tugas dari Project Management ini adalah merencanakan, analisa desain, biaya konstruksi, dampak terhadap linkungan, quality job, jadwal serta waktu penyelesaian proyek, termasuk juga analisa masalah dan hambatan yang akan terjadi selama pembangunan proyek. Point diatas untuk melaksanakan keinginan pemilik proyek, tanpa harus mengurangi kualitas proyek, biaya yang kurang serta pelaksanaan proyek yang optimal.

Manajer Konstruksi adalah sebuah badan hukum atau organisasi yang khusus bergerak pada bidang Profesional Construction Management (PCM) dan merupakan anggota tim Project Management. Detail tugas Profesional Manjemen Konstruksi (PCM), dapat dijelaskan dibawah ini :

  • Bekerja sama dengan pemilik proyek dan melakukan perencanaan mulai dari pra perencanaan hingga final proyek. Dan bertugas sebagai pemimpin tim proyek. Pada tahap desain Manajemen Konstruksi/CM membuat rekomendasi untuk perbaikan desain, teknologi Konstruksi yang terbaik, penjadwal dan bagaimana membuat konstruksi yang efisien dan efektif.
  • Mengajukan beberapa alternatf desain dan rencana konstruksi termasuk didalamnya analisa dampak terhadap biaya serta waktu, yang dibicarakan bersama tim Manajemen Project.
  • Setelah Biaya Konstruksi, Jadwal dan Pembagian pekerjaan telah di sepakati untuk di laksanakan, Manajemen Konstruksi meangawasi pelaksanaan yang telah diputuskan bersama, agar tidak melebihi anggaran yang di tetapkan dan melebihi waktu yang di tetapkan. Apabila rencana -rencana tersebut mengalami masalah, maka tugas manajemen construction memberitahu pemilik proyek, sehingga pemilik proyek dapat mangambil keputusan yang cepat.
  • Memberikan saran dan mengantur kontrator di lapangan dalam hal pengadaan material dan peralatan, memperhatikan penjadwalan pelaksanaan pekerjaan kontraktor, agar tidak mengalami keterlambatan dan mengawasi pelaksana proyek/kontraktor dalam pembayaran. Meneliti kualitas hasil kerja kontraktor, apakah sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan, melaporkan biaya yang dikeluarkan, termasuk perencanaan biaya yang diperlukan pemilik proyek.

Manajemen Konstruksi

Pada kontrak proyek, perusahaan Konsultan Manajemen Konstruksi bertanggung jawab mengatur seluruh kegiatan atau aktifitas proyek. Kegiatan  dan aktifitas tersebut, mulai dari konsep desain sampai hasil proyek. Atau  Konsultan Manajemen Konstruksi bertindak sebagai tangan dari pemilik proyek terhadap aktifitas proyek.

Perusahaan atau Konsultan yang bergerak dibidang Manajemen Konstruksi(MK) Menyediakan pelayanan Manajemen selama pra-desain, desain dan tahap pelaksanaan konstruksi proyek. CM ikut memberikan pelayanan dalam penjadwalan waktu pelaksanaan proyek dan biaya proyek. Manajer Proyek atau disebut Prusahaan Konsultan Manajemen Konstruksi tersebut mewakili pemilik proyek dalam hal perencanaan, waktu dan biaya serta kualitas dalam proyek. Pada gambar dibawah ini, ditampilkan struktur organisasi proyek, mulai proses perencanaan dan sampai hasil proyek.

Dari gambar struktur Manajemen organisasi Proyek, dapat dilihat perusahaan Konsultan Manajemen Konstruksi adalah sebagai perantara atau penghubung antara pemilik proyek dengan pelaksana atau kontraktor. Dan sebagai penghubung antara pemilik proyek dengan perencana desain, arsitektur, engineer. Maksud dari perantara disini, yaitu memberikan:

  • Berupa saran kepada owner project.
  • Rekomendasi lankah-langkah yang ditempuh.
  • Memberikan Keputusan kepada arsitek, desainer dan engineer.

Sedangkan pada tahap pelaksanaan :

  • Memberikan saran dan rekomendasi terhadap masalah desain, arsitek dan engineer.
  • Mengawasi pelaksanaan proyek.
  • Memberikan saran dan rekomendasi terhadap kontraktor, terhadap masalah yang terjadi.

Di sisi lain pihak-pihak yang terlibat dalam proses konstruksi mempunyai latar belakang kepentigan yang berbeda, misalnya kontraktor yang ber-orientasi kepada profit, arsitek/engineer adalah perusahaan yang mengadakan jasa, maka peranan Construction Manajemen (CM) didalam Manajemen proyek menjadi sangat penting, yaitu sebagai Supervisor/perantara/pengawas antara pemilik proyek dengan arsitek/engineer dan kontraktor.

Manajemen Konstruksi harus mempunyai pengetahuan yang lebih dalam segala aspek yang berhubungan dengan bidang konstruksi, bisnis, organisasi, ilmu teknik, hukum perburuhan, kontrak kerja, sosial, politik, akutansi keuangan serta linkungan, yang terpadu secara baik/profesional dalam bidang manajemen. Hal ini sangat dibutuhkan untuk memperoleh sasaran kualitas yang maksimal dalam waktu dan biaya sebuah proyek.

Manajemen Proyek

Manajemen proyek/project management atau dapat dikatakan sebagai “Program Manajement” , merupakan konsep yang digunakan pada proyek berskala  besar dalam nilai biaya dan  mempunyai nilai kompleksitas yang tinggi dalam skala desain, teknologi yang digunakan, penjadwalan, serta melibatkan banyak pihak (Konsultan dan Kontraktor) pada pelaksanaan proyek. Terdapat dua sistem dalam konsep manajemen proyek atau program manajemen ini, bila diihat dari kegiatan dan kepentingan pemilik proyek, yaitu:

  • Sistem tim manajemen terpadu / Integrated Management Team.
  • Sistem Konsultan manajemen proyek / Program Management Project

Tim Manajemen Terpadu

Dengan sistem ini,owner proyek terlibat penuh dalam mengelola program proyek dan owner termasuk di dalam tim Manajemen Terpadu.Tim ini beranggotakan pihak-pihak yang terlibat dalam proyek,seperti owner,tenaga ahli/spesialis dalam berbagai bidang yang diambil dari perusahaan jasa manajemen konstruksi (MK),serta konsultan.Sistem manajemen proyek ini menggunakan keahlian manajemen dari seluruh anggota tim dalam mengelola para konsultan/perencana dan kemudian secara bersama-sama membuat kontrak konstruksi untuk para kontraktor,penyalur/supplier material & peralatan dan perusahaan-perusahaan lain yang terlibat di dalam program proyek. secara umum dapat disimpulkan bahwa di dalam sistem Manajemen Terpadu ini,seluruh anggota tim termasuk owner proyek ikut bertanggung jawab terhadap semua keputusan ataupun pelaksanaan dalam penanganan proyek tersebut.

Konsultan manajemen proyek

Sistem ini paling sering digunakan dalam proyek skala besar, dengan sub proyek yang memperkejakan banyak perusahaan konsultan manajemen konstruksi didalamnya. Dalam sistem ini owner project menggunakan jasa konsultan manajemen proyek, untuk membantu mengendalikan/mengatur pelaksanaan program pemilik proyek. Dan bertindak sebagai manajer proyek. Tugas konsultan manajemen proyek/ proyek manajer adalah memberikan saran dan rekomendasi kepada owner proyek dalam menganalisa laporan dan rencana kerja dari asing-masing perusahaan konstruksi manajemen, yang menangani bagian-bagian dari kegiatan proyek.

Mengingat skala proyek sangat besar, dimana proyek manajemen hanya terbatas bagaiamana menangani seluruh manajemen dari bagian-bagian proyek yang ada pada proyek tersebut. Dan tidak termasuk perencanaan desain atau masalah pelaksanaan pekerjaan konstruksi dalam proyek.

Peranan manajer proyek tergantung kemampuannya membuat keputusan dan mengimplemntasikannya di lapangan serta memujudkannya. Tugas dan tanggung jawab project manager harus mewakili banyak pihak, pemberian wewenang harus jelas  dan mudah di mengerti oleh semua pihak terlibat, agar dalam penerapannya bisa berjalan dengan baik.

Ada beberapa faktor sebagai acuan lingkup wewenang manajemen proyek. Dimana faktor – faktor teersebut :

  • Waktu pelaksanaan proyek

  • Pengalaman organisasi

  • Keuangan dan finansial perusahaan

  • Tenaga ahli yang di miliki

  • Kepentingan proyek

  • Kuantitas proyek

  • Tingkat kontrol

Prose Pemilihan Manajemen Konstruksi

Setiap Proyek yang mengikut sertakan Management Construction(CM), akan lebih baik dilakukan pada saat studi kelayakan proyek, telah mengikut sertakan dan melibatkan manajemen konstruksi, Bila perlu ditangani langsung oleh pihak manajemen konstruksi. Hal ini sangat membantu dalam menjaga kesinambungan dan keselarasan proyek mulai dari perencanaan dan ide sampai dengan tahap final proyek yang sesuai dengan harapan dan keinginan dari pemilik proyek. Biasanya yang terjadi pemilik proyek melakukan studi kelayakan dengan dibantu perusahaan konsultan dengan staf ahlinya yang terbaik dibidangnya dalam wewujudkan proyek.

Memilih Konsultan Perencana

Pada saat owner project memilih konsultan perencana/desain, biasanya mereka telah menentukan siapa yang berhak bekerja sama didalam proyek dan bertanggung jawab dalam hal desain proyek. Untuk itu sebaiknya manajemen konsultan ikut serta dalam pemilihan perencana proyek. Karena apabila perencana desain proyek yang ditunjuk lebih dahulu sebelum konsultan manajemen konstruksi, maka tidak ada jaminan kedua konsultan yang bergerak dibidang jasa ini dapat bekerja sama dengan baik dalam kelancaran dan kelangsungan proyek. jadi sebaiknya pihak pemilik proyek memilih manajemen konstruksi terlebih dahulu baru kemudian bersama-sama memilih perencana desain proyek. Dengan demikian pekerjaan manajemen konstruksi bisa terjalin secara optimal.

Langkah-langkah yang harus dilakukan memilih konsultan perencana adalh menyiapkan daftar konsultan perencana, yang masuk dalam kriteria manajemen konsultan, berpengalaman dan mempunyai keahlian dalam menangani proyek. Manajemen kontruksi berperan sebagai koordinator dalam interview atau wawancara pemilik proyek terhadap pihak konsultan perencana. Dalam interview ini, sangat diharapkan informasi yang diberikan oleh konsultan perencana kepada pihak pemilik proyek, terdapat point sebagai berikut.

  • Data – data perusahaan konsultan perencana
  • Reputasi profesional/portofolio
  • Pengalaman dalam menangani proyek

Dalam hal ini pihak manajemen konstruksi bisa berperan aktif dalam memimpin interview/wawancara mewakili pemilik , karena kurangnya pemahaman yang bersifat teknis. Setealh proses wawancara selesai pihak manajemen konstruksi ,bisa merekomendasikan pihak perencana yang terbaik



ORGANISASI PEMBANGUNAN



1. Pada Tahap Perencanaan

Ø  Perencanaan Awal (Preliminary Design)

Ø  Desain Pengembangan (Development Design)

Ø  Perencanaan Akhir (Finally Design)



2. Perencanaan Manajemen Konstruksi

    • Membantu pemilik dalam menunjuk perencana
    • Membantu mengembangkan sasaran proyek yang ingin dicapai pemilik
    • Membantu dalam penyusunan studi kelayakan
    • Membuat proyeksi arus dana ( Cash Flow )
    • Membuat usul-usul konsep design dan prosedur pelaksanaan untukn studi awal
    • Membantu dalam menentukan sumber-sumber dana
    • Membuat jadwal waktu yang terpadu untuk semua tahap perencanaan, perancangan, pelelangan dan pelaksanaan
    • Memeriksa kriteria-kriteria dan standard yang diminta pemilik
    • Mengkoordinasikan kegiatan perencanaan yang terdiri atas konsultasi pekerjaan perencanaan dari segi effisiensi sumber daya dan kemudahan pelaksanaan, penyusunan laporan kegiatan secara periodik, perumusan evaluasi kemajuan pekerjaan perencanaan, koreksi teknis bila terjadi penyimpangan dan penelitian kelengkapan dokumen pelelangan
    • Mengendalikan program yang terdiri dari evaluasi program terhadap hasil perencanaan, perubahan lingkungan, penyimpangan teknis dan managerial atas persoalan yang timbul dan akan timbul serta pengusulan koreksi program



3. Pada Tahap Perancangan

Ø  Memberi rekomendasi mengenai gambar perencanaan dan spesifikasi.  Membahas   rencana-rencana arsitektur, struktur mekanikal dan elektrikal bersama perencana.

Ø  Memberi rekomendasi mengenai perkiraan biaya atau Bill of Quantity

Ø  Memberikan rekomendasi mengenai pembelian material yang memerlukan waktu penyerahan lama.

Ø  Menentukan fasilitas penunjang untuk mengendalikan pelaksanaan di lapangan.

Ø  Membantu dalam survey lapangan.

Ø  Menyusun daftar proyek bersama-sama perencana.

Ø  Memproses perizinan yang diperlukan



4. Pada Tahap Pelelangan

    • Memeriksa kembali rencana akhir ( gambar dan spesifikasi ) bersama-sama dengan perencana.
    • Menyusun dan membai-bagi paket pekerjaan yang akan dilelangkan.
    • Menyiapkan dokumen-dokumen pelelangan.
    • Prakualifikasi calon-calon perserta.
    • Penyelenggaraan rapat-rapat pelelangan.
    • Memberikan rekomendasi pada pemilik untuk pemenang lelang.
    • Menyiapkan kontrak-kontrak.



5. Pada tahap Konstruksi dan Pelaksanaan

Ø  Menyusun prosedur-prosedur lapangan.

Ø  Menyusun perijinan-perijinan / sertifikat-sertifikat yang diperlukan.

Ø  Mengkoordinasikan dan memberi pengarahan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam tahap-tahap pembangunan fisik di lapangan.

Ø  Mengontrol rencana konstruksi agar sesuai dengan pelaksanaan di lapangan.

Ø  Pengawasan inspeksi pekerjaan di lapangan, untuk menghasilkan kualitas yang diharapkan dalam waktu yang telah ditentukan.

Ø  Menyusun jadwal waktu pelaksanaan pembangunan yang selalu dimonitor dan diperbaharui.

Ø  Mengkoordinasikan pekerjaan-pekerjaan servis pendukung seperti: Pengadaan air kerja, listrik untuk penerangan sementara dan sumber daya, kantor-kantor/gudang sementara, jalan-jalan sementara dan sebagainya.

Ø  Memimpin rapat-rapat koordinasi setiap minggu dengan tujuan:

·    Mengawasi kemajuan pekerjaan kontraktor

·    Meminta pertanggungjawaban kontraktor

·   Membicarakan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi di lapangan

Ø  Dalam rapat koordinasi lapangan, kontraktor utama dapat mengemukakan masalah-masalah atau kelambatan yang terjadi di lapangan, baik yang berkaitan dengan pemilik, manajemen konstruksi atau perkembangan bahan-bahan.

Ø  Mengadakan rapat khusus untuk menyelesaikan masalah-masalah yang harus diselesaikan sebelum menunggu diselenggarakannya rapat koordinasi lapangan.

Ø  Memberikan petunjuk sub-kontraktor/kontraktor spesialis jika diperlukan.

    • Bila terjadi keragu-raguan dari pihak kontraktor, maka Manajemen Konstruksi akan memeriksai construction drawing atau membuat redesign, berupa gambar atau sketsa yang harus disetujui oleh konsultan perencana.
    • Memeriksa shop drawing yang dibuat oleh kontraktor utama ( shop drawing diperlukan karena construction drawing belum cukup jelas untuk pelaksanaan di lapangan ).
    • Mengawasi pengadaan dan kualitas tenaga kerja, material dan peralatan dari kontraktor.
    • Menguji peralatan yang dipasang ( testing and commisioning ) oleh kontraktor.
    • Menyusun program - program untuk keselamatan kerja dan keamanan proyek.
    • Menyusun laporan-laporan berkala ke Dinas Pengawasan Pembangunan Kota.
    • Mensahkan laporan harian yang dibuat oleh kontraktor utama, yang berisi :

·    Aktivitas yang dilakukan di lapangan

·    Material yang masuk

·    Peralatan yang dipakai

·    Jumlah Pekerja

·    Keadaan cuaca

Ø  Mensahkan laporan bulanan yang dibuat oleh kontraktor udara, yang memuat :

·   Aktivitas yang terjadi di lapangan

·   General Supervision Report

·   Equipment Report

·   Man Power Histogram

·   Progress Schedule

·   Progress of Cost Work

·   Coordination Meeting

·   Testing masters

·   Document photo

    • Menyusun berita acara prestasi pekerjaan.
    • Menyusun berita acara serah terima pekerjaan.
    • Menyusun daftar kekurangan atau perbaikan pekerjaan selama masa pemeliharaan.
    • Menyusun dokumen pendaftaran (DIP, kontrak, berita acara serah terima, gambar dan IMB )
    • Memproses klaim apabila terjadi pelanggaran kontrak.
    • Memeriksa dan menyusun gambar-gambar kerja sesuai dengan lapangan ( as built drawing ) yaitu gambar-gambar arsitektur, struktur, serta mekanikal & elektrikal yang disesuaikan dengan semua pekerjaan yang telah dilaksanakan di lapangan, termasuk perubahan-perubahan pekerjaan.
    • Melakukan inspeksi-inspeksi berkala dan inspeksi akhir untuk proses serah terima.



6. Pada Tahap sesudah pelaksanaan

  • Jika sebagian bangunan telah selesai dan telah digunakan oleh pemilik, maka manajemen konstruksi mengkoordinasi apa-apa yang perlu untuk memungkinkan kegiatan pelaksanaan pembangunan dan operas dapat berjalan dengan sebaik-baiknya dan tidak saling mengganggu.
  • Menyusun pedoman untuk mengoperasikan dan memelihara bangunan.
  • Memproses garansi / jaminan / sertifikat.
  • Menyelesaikan segi-segi administrasi proyek.                                   
  • Menyerahkan kunci-kunci, gambar-gambar ( as built drawing ), laporan material, suku cadang dan sebagainya kepada pemilik.















DAFTAR PUSTAKA